Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu ke status sosial yang lainnya dalam suatu struktur sosial pada masyarakat. Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, mengingat mobilitas sosial merupakan gerak pindah dari suatu lapisan ke lapisan yang lainnya, baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah.
Dalam hal ini, masyarakat dengan kelas sosial yang bersifat terbuka merupakan masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah. Hal ini mengingat pada masyarakat dengan kelas sosial tertutup sangat sedikit sekali, bahkan tidak memungkinkan terjadinya perpindahan anggota dari satu lapisan ke lapisan yang lain.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan mobilitas sosial terjadi dalam konteks diferensiasi sosial, yaitu perpindahan penduduk secara horizontal yang tidak menunjukkan tingkatantingkatan. Dalam diferensiasi sosial akan terjadi pula mobilitas anggota kelompok, meskipun tidak seperti yang terjadi dalam stratifikasi sosial. Misalnya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau yang dikenal dengan istilah urbanisasi.
Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial - Dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat, kita mengenal tiga bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas fisik, mobilitas horizontal, dan mobilitas vertikal.
a. Mobilitas Fisik (Physical Mobility)
Mobilitas fisik memberi kemungkinan dan kesempatan kepada seseorang untuk memindahkan tempat kediaman dalam hubungannya dengan alat-alat transportasi dan lalu lintas modern. Artinya, dengan adanya alat-alat transportasi dan lalu lintas modern, akan memberikan kemudahan anggota masyarakat untuk melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lain.
Akibatnya, akan terjadi proses-proses asimilasi dan akulturasi yang selanjutnya akan membawa pengaruh tertentu, misalnya kita sering tidak mengenal latar belakang sosial dari seorang pendatang baru. Contohnya, dengan adanya alat transportasi dan lalu lintas mutakhir, seperti pesawat terbang, kereta api cepat atau yang lainnya, merangsang pemikiran seseorang untuk melakukan perpindahan secara fisik dari satu tempat ke tempat lainnya.
b. Mobilitas Horizontal (Horizontally Mobility)
Menurut Soerjono Soekanto, mobilitas horizontal dapat diartikan sebagai perpindahan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya yang sederajat. Atau dapat dikatakan pula sebagai perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga secara mendatar dalam lapisan sosial yang sama.
Mobilitas sosial horizontal ini memberi kemungkinan perubahan dalam pekerjaan dan atau kedudukan yang tidak bersifat sebagai suatu pergeseran dalam hierarki sosial. Ciri utama mobilitas sosial horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan.
Dalam masyarakat, kita mengenal dua bentuk mobilitas horizontal, yaitu mobilitas horizontal intragenerasi dan mobilitas horizontal antargenerasi.
- Mobilitas horizontal intragenerasi adalah mobilitas horizontal yang terjadi dalam diri seseorang. Misalnya seorang dosen sebuah perguruan tinggi swasta yang ingin memperbaiki nasibnya. Ia mencoba mengikuti serangkaian tes untuk diterima sebagai dosen di perguruan tinggi negeri. Setelah melewati beberapa tahapan tes, akhirnya ia diterima dan menjadi dosen di perguruan tinggi negeri.
- Mobilitas horizontal antargenerasi adalah mobilitas horizontal yang terjadi dalam dua generasi atau lebih. Misalnya, Sukardono adalah seorang anggota TNI dengan pangkat mayor, yang dapat digolongkan ke dalam lapisan menengah. Sedangkan Munaf, anaknya, tidak mau mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang anggota TNI, dan lebih memilih menjadi seorang dosen di perguruan tinggi negeri yang berada pada lapisan menengah pula. Perubahan dari pekerjaan sang ayah sebagai anggota TNI dengan pangkat mayor ke anaknya sebagai seorang dosen perguruan tinggi negeri merupakan bentuk mobilitas horizontal antar generasi yang dapat kita temui di masyarakat.
c. Mobilitas Vertikal (Vertically Mobility)
Mobilitas vertikal adalah sebuah peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Mobilitas vertikal ini memberi kemungkinan terjadinya pergeseran status, baik ke atas maupun ke bawah.
Macam-Macam Mobilitas Vertikal
Berdasarkan penjelasan tersebut, sesuai dengan arahnya kita dapat membedakan mobilitas vertikal atas mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun.
a. Mobilitas vertikal naik (social climbing atau upward mobility)
adalah peralihan individu atau objek-objek sosial menuju pada tingkat yang lebih tinggi. Adapun yang menjadi ciri-ciri mobilitas ini adalah sebagai berikut.
- Masuknya individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
- Pembentukan kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut.
b. Mobilitas vertikal turun (social sinking atau downward mobility)
adalah peralihan individu atau objek-objek sosial menuju pada tingkat yang lebih rendah. Adapun yang menjadi ciri-ciri mobilitas ini adalah sebagai berikut.
- Turunnya kedudukan sosial individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
- Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi dalam kelompok sebagai suatu kesatuan.
Di samping itu, kita juga dapat membedakan mobilitas vertikal ini atas mobilitas vertikal intragenerasi dan mobilitas vertikal antargenerasi.
a. Mobilitas vertikal intragenerasi
adalah mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri seseorang atau mobilitas yang dialami oleh orang itu sendiri. Misalnya bekerja di perusahaan itu Resita adalah seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jurnalistik. Pada awalnya, ia melamar dan diterima sebagai reporter atau wartawan. Karena prestasinya, dua tahun kemudian ia dinaikkan kedudukannya sebagai redaktur. Setelah dua tahun menjadi redaktur, dirinya dinilai pantas untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan redaksi, dikarenakan dedikasinya kepada perusahaan sangat baik.
Dalam hal ini, Resita mengalami mobilitas vertikal intragenerasi naik. Selain itu juga ada mobilitas vertikal intragenerasi turun. Contohnya adalah yang diturunkan pangkatnya atau bahkan dikeluarkan (desersi)dari kesatuan karena menyalahgunakan kekuasaan seorang anggota militer.
b. Mobilitas vertikal antargenerasi
adalah mobilitas vertikal yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya generasi ayah–ibu, generasi anak, generasi cucu dan seterusnya, atau generasi sekarang dengan generasi terdahulu. Contohnya, zaman dulu ayahnya adalah seorang buruh tani yang tidak berpendidikan dan miskin, tetapi ia berhasil mendidik dan menyekolahkan anaknya, sehingga anaknya menjadi seorang sarjana dan kemudian menjadi seorang pengusaha sukses yang kaya.
2. Prinsip Umum Mobilitas Vertikal
Berdasarkan penjelasan mengenai mobilitas vertikal di atas, perlu kamu ketahui bahwa Pitirim A. Sorokin mengemukakan adanya beberapa prinsip umum yang sangat penting bagi mobilitas vertikal, antara lain sebagai berikut.
- Hampir tidak ada masyarakat yang sifat sistem pelapisannya secara mutlak tertutup, sekalipun itu pada masyarakat yang memakai tipe kasta seperti di India, walaupun mobilitas sosialnya hampir tidak tampak, namun diyakini proses mobilitas sosial vertikal ini pasti ada.
- Betapapun terbukanya sistem pelapisan sosial dalam suatu masyarakat, tidak mungkin mobilitas sosial vertikal dapat dilakukan sebebas-bebasnya, atau dengan kata lain sedikit banyak pasti ada hambatannya.
- Tidak ada mobilitas sosial vertikal yang umum yang berlaku bagi semua masyarakat. Setiap masyarakat memiliki ciri-ciri khas dalam mobilitas sosialvertikal.
- Laju mobilitas sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan adalah berbeda-beda.
Macam-macam Migrasi
Macam migrasi dapat dikelompokkan menjadi migrasi internasional dan migrasi nasional.
1. Migrasi Internasional
Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi dan repatriasi seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
a. Imigrasi
Imigrasi ialah masukknya penduduk dari suatu negara lain ke suatu negara. Misalnya, wisatawan mancanegara pergi ke Indonesia. Bagi Indonesia peristiwa wisatawan yang masuk ke Indonesia disebut imigrasi. Wisatawan mancanegara yang datang itu disebut imigran. Wisatawan atau imigran yang masuk ke Indonesia tanpa izin disebut imigran gelap.
b. Emigrasi
Emigrasi ialah perpindahan penduduk yang meninggalkan suatu negara ke negara lain. Misalnya, tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia bekerja ke mancanegara. Bagi Indonesia, peristiwa perginya orang Indonesia ke mancanegara itu disebut emigrasi, sedangkan orang yang emigrasi itu disebut emigran.
c. Repatriasi
Repatriasi adalah perpindahan penduduk kembali ke negara asalnya setelah lama meninggalkan negaranya. Misalnya, orang Indonesia yang telah lama menetap di mancanegara kembali pulang ke Indonesia.
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional meliputi urbanisasi, transmigrasi dan remigrasi seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
a. Urbanisasi
Urbanisasi ialah perpindahan penduduk dalam suatu negara dari desa ke kota, karena mendesak dari pertimbangan sosial ekonomi. Misalnya, para petani yang menunggu masa panen mencari pekerjaan ke kota bekerja di luar bidang pertanian. Ketika masa panen tiba, mereka kembali ke desa mengerjakan pertanian sampai selesai masa menanam. Menanti masa panen, mereka kembali pergi ke kota.
b. Transmigrasi
Transmigrasi ialah perpindahan penduduk dalam suatu negara, dari daerah yang berpenduduk padat ke daerah lain yang berpenduduk jarang. Baik dipindahkan dalam suatu pulau maupun dipindahkan ke pulau lain. Misalnya, penduduk di Jawa yang terkena musibah bencana alam ditransmigrasikan ke luar Jawa, agar mereka memperoleh lapangan penghidupan yang lebih baik. Penduduk yang dipindahkan itu disebut transmigran.
Transmigrasi dibedakan dalam 5 macam yaitu sebagai berikut.
1) Transmigrasi Umum
Transmigrasi umum ialah transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah. Selain ongkos perjalanan, ditempat transmigrasi mereka diberi tanah garapan seluas 2,5 hektar, rumah sangat sederhana, alat perlengkapan pertanian, biaya kebutuhan hidup selama 12 bulan, dan dilaksanakan pembinaan terus-menerus.
2) Transmigrasi Khusus
Transmigrasi khusus ialah transmigrasi yang dilaksanakan pemerintah, antara Departemen Transmigrasi bekerja sama dengan departemen lain yang terkait. Misalnya, transmigrasi pramuka dari Jawa Timur yang telah memiliki keterampilan di bidang pertanian, untuk merintis pembukaan daerah baru di Sumatra.
3) Transmigrasi Bedol Desa
Transmigrasi bedol desa ialah transmigrasi yang dilaksanakan oleh seluruh penduduk suatu desa bersama dengan perangkat pemerintah desanya ke daerah baru yang disediakan oleh pemerintah. Bentuk transmigrasi ini sama dengan transmigrasi umum yang pemindahan seluruh penduduknya karena akan dibangun suatu proyek pemerintah di daerahnya.
4) Transmigrasi Lokal
Transmigrasi lokal ialah transmigrasi dari daerah/pulau yang berpenduduk padat ke daerah/pulau yang berpenduduk jarang dalam satu wilayah provinsi.
5) Transmigrasi Spontan dan Swadaya
Transmigrasi spontan dan swadaya ialah transmigrasi yang dilaksanakan atas biaya sendiri. Sama dengan transmigrasi swakarya, namun bedanya pada transmigrasi spontan, pemerintah masih menyediakan lahan untuk bertani atau mendirikan rumah untuk tempat tinggalnya.
A. Remigrasi
Remigrasi ialah perpindahan penduduk dalam suatu daerah, pindah kembali ke daerah asalnya. Misalnya, transmigrasi di Kalimantan Timur yang berasalh dari Pulau Bali kembali berdiam di desa di Bali bersama keluarganya.
Kesimpulan
Perpindahan mobilitas sosial memiliki berbagai macam arah yang berbeda-beda, tergantung dari individu yang melakukan mobilitas sosial. Seorang individu atau kelompok yang gagal melakukan mobilitas sosial, mereka melakukan pengembangan citra kelompoknya melalui bidang lain diantaranya budaya dan olahraga. Dengan demikian kelompok tersebut tidak merasa kecil hati karena memiliki kelebihan di bidang yang lain.
Mobilitas sosial memiliki beberapa jenis pergerakan sosial, diantara pergerakan tersebut yaitu mobilitas sosial horizontal, mobilitas sosial vertikal naik, mobilitas vertikal turun, mobilitas sosial antargenerasi, dan mobilitas sosial intragenerasi. Dari beberapa bentuk mobilitas sosial, memiliki ciri-ciri yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Faktor terjadinya mobilitas sosial dibagi menjadi dua macam. Faktor tersebut ialah faktor pendorong mobilitas sosial dan faktor penghambat mobilitas sosial. Faktor pendorong merupakan faktor yang mendukung atau memfasilitasi hingga proses dari mobilitas sosial berjalan. Sedangkan faktor penghambat merupakan faktor yang menghambat atau faktor yang kontra terhadap berjalannya proses mobilitas sosial. Keduanya memiliki faktor yang bertolak belakang.
Selain faktor mobilitas sosial, terdapat juga dua dampak yang ditimbulkan dari mobilitas sosial. Dampak tersebut ialah dampak positif juga dampak negatif. Dampak positif merupakan akibat dari terjadinya mobilitas sosial yang menguntungkan pihak yang melakukan mobilitas sosial, sedangkan dampak negatif merupakan akibat dari terjadinya mobilitas sosial yang justru merugikan orang yang melakukan mobilitas sosial.
Masyarakat memiliki kebudayaan yang beragam, ada masyarakat Kota dan ada juga masyarakat desa. Keduanya memiliki ciri mobilitas yang berbeda-beda. Masyarakat Kota lebih terbuka menerima hal-hal yang baru, sehingga tingkat mobilitas sosialnya lebih tinggi. Sedangkan masyarakat desa lebih tertutup dibandingkan dengan keadaan masyarakat di kota, hal itu dikarenakan pemikiran masyarakat desa yang masih tradisional.
REFRENSI :
http://rangkumanmateriips.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-dan-bentuk-mobilitas-sosial.html
http://campusnancy.blogspot.co.id/2015/07/macam-macam-migrasi.html
Komentar
Posting Komentar