JARINGAN SARAF TIRUAN (Artificial Neural Network)
DEFINISI
ARTIFICIAL NEURAL NETWORK
Neural Networks (Jaringan Saraf Tiruan) menurut Haykin [4] didefinisikan sebagai berikut :
“Sebuah neural network (JST: Jaringan Saraf
Tiruan) adalah prosesor yang terdistribusi paralel, terbuat dari unit-unit yang
sederhana, dan memiliki kemampuan untuk menyimpan pengetahuan yang diperoleh
secara eksperimental dan siap pakai untuk berbagai tujuan. Neural network ini
meniru otak manusia dari sudut : 1) Pengetahuan diperoleh oleh network dari
lingkungan, melalui suatu proses pembelajaran. 2) Kekuatan koneksi antar unit
yang disebut synaptic weights,berfungsi untuk menyimpan pengetahuan yang telah diperoleh
oleh jaringan tersebut.”
Jaringan Syaraf Tiruan dapat digunakan untuk memodelkan hubungan yang kompleks antara input dan output untuk menemukan pola-pola pada data. Menurut suatu teorema yang disebut "teorema penaksiran universal", Jaringan Syaraf Tiruan dengan minimal sebuah lapis tersembunyi dengan fungsi aktivasi non-linear dapat memodelkan seluruh fungsi terukur Boreal apapun dari suatu dimensi ke dimensi lainnya.
SEJARAH ARTIFICIAL NEURAL NETWORK
Jaringan saraf tiruan diperkenalkan secara sederhana
pada tahun 1943 oleh McCulloch dan Pitts [Fausett; 1994]. Pada saat itu
McCulloch dan Pitts melalui beberapa komputasi menggunakan neuron-neuron sederhana
dapat mengubahnya menjadi sebuah sistem baru (disebut sistem neural)
yang mempunya kemampuan komputasi yang lebih baik. Selain itu McCulloch dan
Pitts juga mengusulkan pemberian bobot dalam jaringan yang dapat diatur untuk
melakukan fungsi logika sederhana. Beliau-beliau ini menggunakan semacam fungsi
aktivasi threshold.
Pada tahun 1958, Rosenblatt beserta Minsky dan Papert mulai mengembangkan model jaringan yang disebut. Dalam model ini mereka mencoba untuk mengoptimalkan hasil iterasinya. Kemudian pada tahun 1960 Widrow dan Hoff mengembangkan model perceptron ini dengan memperkenalkan aturan pelatihan jaringan yang disebut aturan delta (sering juga disebut kuadrat rata-rata terkecil). Aturan tersebut akan mengubah bobot perceptron apabila keluaran yang dihasilkan tidak lagi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal inilah yang menyebabkan komputer dapat “belajar” dengan sendirinya, kecepatan belajar dapat diatur dengan menggunakan parameter tertentu. Perkembangan selanjutnya dibuat oleh Rumelhart (1986) dengan mencoba mengembangkan sistem layar tunggal (single layer) pada perceptron menjadi sistem layar jamak (multilayers), yang kemudian disebut dengan sistem backpropagation. Setelah itu, muncul beberapa model jaringan saraf tiruan lain yang dikembangkan oleh Kohonen (1972), Hopfield (1982), dan lain-lain.
KONSEP ARTIFICIAL NEURAL
NETWORK
1. Proses Kerja Jaringan Syaraf Pada Otak Manusia Ide
dasar Neural Network dimulai dari otak manusia, dimana otak memuat
sekitar 1011 neuron. Neuron ini
berfungsi memproses setiap informasi yang masuk. Satu neuron memiliki 1 akson,
dan minimal 1 dendrit. Setiap sel syaraf terhubung dengan syaraf lain,
jumlahnya mencapai sekitar 104 sinapsis. Masing-masing
sel itu saling berinteraksi satu sama lain yang menghasilkan kemampuan tertentu
pada kerja otak manusia.
Dari gambar di atas, bisa dilihat ada
beberapa bagian dari otak manusia, yaitu:
Dendrit (Dendrites) berfungsi untuk mengirimkan impuls yang diterima ke badan sel syaraf.
Akson (Axon) berfungsi untuk mengirimkan impuls
dari badan sel ke jaringan lain
Sinapsis berfungsi sebagai unit fungsional di antara dua
sel syaraf. Proses yang terjadi pada otak manusia adalah: Sebuah neuron
menerima impuls dari neuron lain melalui dendrit dan mengirimkan sinyal yang
dihasilkan oleh badan sel melalui akson. Akson dari sel syaraf ini
bercabang-cabang dan berhubungan
dengan dendrit dari sel syaraf lain dengan cara mengirimkan impuls melalui
sinapsis. Sinapsis adalah unit fungsional antara 2 buah sel syaraf, misal A dan
B, dimana yang satu adalah serabut akson dari neuron A dan satunya lagi adalah
dendrit dari neuron B. Kekuatan sinapsis bisa menurun/meningkat tergantung
seberapa besar tingkat propagasi (penyiaran) sinyal yang diterimanya.
Impuls-impuls sinyal (informasi) akan diterima oleh neuron lain jika memenuhi
batasan tertentu, yang sering disebut dengan nilai ambang (threshold).
STUDI KASUS
JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA
GENETIKA DALAM PEMODELAN KALIBRASI (STUDI KASUS : TANAMAN OBAT TEMULAWAK)
Permasalahan dalam prediksi model
kalibrasi adalah multikolinearitas dan
jumlah variabel lebih besar dari
jumlah pengamatan. Kepala Sekolah
Analisis Komponen-Artificial Neural
Network-Genetic Algorithm (PCA-ANNGA) model diterapkan untuk hubungan antara
sampel konsentrasi yang terbatas dan data pengiriman yang dalam dimensi
besar. Besar jumlah variabel dikompresi menjadi komponen utama (PC). Dari PC
ini, JST digunakan untuk prediksi konsentrasi. Itu Komponen utama yang
dihitung oleh PCA diterapkan sebagai input ke jaringan saraf backpropagation
dengan satu lapisan tersembunyi. Modelnya adalah dievaluasi menggunakan GA
untuk struktur jaringan terbaik pada lapisan tersembunyi. Mean Root Square
Error (RMSE) untuk 80% set pelatihan dan 20% set pengujian adalah 0,0314 dan 0,5225,
masing-masing. Distribusi data sesuai dengan persentase pelatihan data dan
data pengujian juga sangat berpengaruh untuk mendapatkan jaringan terbaik struktur
dengan pencapaian RMSE terkecil. Model terbaik untuk metode ini adalah dua
lapisan Neural Network dengan delapan neuron di lapisan tersembunyi.
REFERENSI
http://rafanabilbila.blogspot.com/2016/12/makalah-pengantar-teknologi-sistem.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_saraf_tiruan
file:///C:/Users/zainuddin%20daud/Downloads/4892-36229-1-PB.pdf
http://socs.binus.ac.id/2012/07/26/konsep-neural-network/
Komentar
Posting Komentar